RSS

POLA PIKIR JUNKIE

Definisi pecandu sederhana tentang pecandu adalah “Saya tidak bisa berhenti”. Atau Orang yang hidupnya dikendalikan oleh obat-obatan ( drugs ). Tidak ada pecandu yang bercita-cita jadi pecandu, tidak ada orangtua yang ingin anaknya jadi pecandu.
Pada waktu seseorang masih menjadi pecandu aktif , cara berpikir mereka sangatlah berbeda seperti: menginginkan apa yang diinginkan dan selalu harus di penuhi, cara berpikir yang instan, tidak perduli dengan orang sekitarnya, dan masih banyak lainnya. Pecandu sendiri kehidupannya sangatlah tidak terkendali yang berarti tidak waras, berbeda dengan orang normal karena kehidupan mereka sangatlah teratur dan dapat berpikir waras. Pecandu itu sendiri pada waktu masih aktif dengan penggunaan narkobanya secara Fisik, Mental, Emosional, dan Spiritual sangatlah terganggu.
Pola pikir pecandu berpengaruh dengan prilaku dan apa yang si pecandu kerjakan pada setiap harinya, karena prilaku dan apa yang sedang dikerjakannya itu sangatlah berpengaruh dengan orang disekitarnya. Prilaku dan yang sedang dikerjakannya pada waktu masih aktif dulu seperti: Mencuri, Berbohong, Curang, Melakukan kekerasan, Sex bebas, dan masih banyak lagi lainnya. Pecandu waktu masih aktif, yang mereka pikirkan hanyalah bersenang-senang dan tidak mau untuk menghadapi masalah yang ada, dan juga pecandu sangatlah terkenal dengan cara berpikir Obsesi Kompulsif.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas itu adalah bagian dari cara berpikir pecandu yang masih aktif, sedangkan proses pemikiran orang normal didahului dengan berpikir, merasakan, dan bertindak.
Proses pola pikir yang ada diatas merupakan proses berpikir yang dialami oleh orang tua, saudara-saudara, teman-teman yang bukan pecandu atau disebut juga orang normal.
Pada penjelasan yang sebelumnya sudah banyak dijelaskan seperti apa pecandu yang masih aktif diatas dan sekarang bagaimana proses pola pikir pecandu yang masih aktif didahului dengan bertindak, merasakan, berpikir.
Terlihat dengan jelas bagaimana pecandu yang masih aktif tersebut melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak, karena si pecandu aktif tersebut bertindak terlebih dahulu, merasakan, baru disitu si pecandu aktif berpikir.
• Dalam konsep orang normal, mereka akan merasakan sebelum mengambil suatu tindakan, setelah itu berpikir matang baru bertindak.
(contoh: Misalnya mau membeli sesuatu, merasa membutuhkan suatu produk itu namun mahal, mereka akan berpikir dua kali kemungkinan ada produk yg serupa tapi lebih murah dan akhirnya tindakan berubah menjadi beli atau tidak.
• Pecandu mengalami pola pikir yg sudah berubah sejak mereka menggunakan drugs, mereka merasakan kemudian bertindak sebelum berpikir apa yg mereka lakukan, kebanyakan merasa ada penyesalan setelah kejadiannya, apapun dari tindak laku mereka.
(contoh: Mencuri saat sakaw, tanpa memikirkan akibatnya
• Para pecandu pada masanya akan pulih dari pemakaian drugs setelah menjalani pemulihan/therapy dan pola pikirnya akan berubah menjadi seperti ini, dalam arti kata mereka akan menjadi lebih peka dalam mengambil suatu tindakan. Mereka akan berpikir dulu secara dalam, merasakan akibat dari keputusan tindakan mereka dan setelah itu akan mengambil tindakannya bilamana resikonya kecil atau dalam tahap batas toleransi.
(contoh: Menolak ajakan utk memakai drugs lagi, mereka tahu apa akibatnya kalau mereka menggunakan lagi)

Kepribadian Junkie
• Malas
• Egomaniak
• Mementingkan diri sendiri (selfish)
• Pembohong
• Pencuri
• Manipulatif
• “Penyalah guna”
• Kasar
• Sensitive
• Obsessi-kompulsif
• Kekanak-kanakan
• Tidak percaya diri
• Tidak berpikir panjang

Kepribadian yang sebenarnya (true self)
• Bergembira
• Pintar/ cerdas
• Penyayang
• Perhatian
• Jujur
• Perduli
• Sabar
• Bersahabat
• Aktiv
• Percaya diri
• Tau sopaan santun
• Terpelajar

Kedua kelompok kepribadian tersebut ada dalam diri seorang pecandu. Mereka hidup dan saling menggeser satu sama lain seperti halnya dua kelompok “preman” dijalan yang saling berkelahi memperebutkan daerah kekuasaan yang lebih besar. Begitu juga yang terjadi dengan kedua kelompok kepribadian tersebut mereka saling bertempur, berperang satu dengan yang lain untuk menentukan kepribadian manakah yang memiliki peran lebih besar terhadap diri mereka.
Jadi ingat, saat anda berhadapan dengan seorang pecandu, anda sedang berhadapan dengan berbagai macam kepribadian. Yang artinya anda sendiri tidak pernah tahu dengan siapa sebenarnya anda sedang berbicara. Kepribadian yang mana pada saat itu yang sedang mengendalikan si pecandu. Pecandu adalah seorang aktor pemain watak yang sangat ahli dalam melaksanakan perannya, sedangkan yang menjadi sutadara dalam lakonnya adalah Adiksi. Selama si pecandu tersebut masih dalam adiksi aktif, sudah pasti kepribadian junkie lah yang sedang mengambil alih dirinya, dan Adiksi yang menjadi sutradaranya. Adiksi hanya menginginkan satu hal, DRUGS.

KONSEP MATEE
“A walker between two worlds” – “Seorang pejalan yang berjalan diantara dua dunia”. Pada saat pecandu sudah pulih kita dapat merasakan perbedaan pola pikir dan prilaku (menjadi sadar) apa saja yang sudah, atau yang akan dikerjakan. Pola pikir pecandu yang sudah pulih sangat berbeda dengan pola pikir orang normal, dan pecandu aktif karena kita sudah tidak bisa kembali dikehidupan orang normal ataupun dikehidupan pecandu aktif yang disebut juga dengan konsep MATEE. Kata MATEE ini mempunyai arti orang yang hidup diantara dunia, dan kata ini berasal dari suku Indian. Pada waktu kita sudah pulih banyaklah keuntungan yang dapat seperti :
• Kita dapat berpikir dengan jernih.
• Kita dapat mengambil keputusan dengan baik.
• Kita dapat menjalin suatu hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
• Mempunyai suatu kemampuan terhadap apa yang sedang kita kerjakan.
• Kita dapat secara terus-menerus memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan.
Keuntungan seperti diataslah yang kita dapat setelah kita pulih atau berhenti menggunakan obat-obatan (drugs), disini terlihat dengan jelas bahwa pecandu mempunyai kemampuan dan kredibilitas yang memadai dan jangan lupa pecandu itu pintar untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

APA ITU VEDHA (viva education of drugs, hiv & aids)


Adalah sebuah komunitas peduli sosial yang independen, tidak berorientasi pada profit, tidak berafiliasi pada politik manapun dan concern terhadap permasalahan kaum muda yang bergerak di bidang adiksi, penyalahgunaan Narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis-C dan Kesehatan Reproduksi. VEDHA merupakan komunitas yang beranggotakan kaum muda dari berbagai wilayah di provinsi Jawa Timur dengan berbagai latar belakang yang berbeda, yaitu perwakilan LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS, Organisasi Masyarakat dan Mahasiswa. Komunitas ini terbentuk pada tanggal 10 September 2005 melalui pelatihan “Pendidik Sebaya di Bidang Adiksi, HIV/AIDS, dan Kesehatan Reproduksi” selama satu bulan penuh di Bogor-Jawa Barat yang terselenggara atas kerjasama Yakita-Unicef sebagai pelebaran sayap program MUDA BERDAYA di Jawa Timur.
VEDHA sebagai MUDA BERDAYA Jawa Timur termasuk dalam kelompok jaringan MUDA BERDAYA yang kini tersebar di beberapa propinsi di Indonesia, antara lain: 25 Messengers (MUDA BERDAYA Jawa Barat), WAY (Muda Berdaya Bali), KIPAS (Muda Berdaya Makassar), s.t.i.c.k.e.r (Muda Berdaya Jabotabek), AYOMI (Muda Berdaya Aceh), LONTHAR (Muda Berdaya Kupang), dan TIFFA (Muda Berdaya Papua). Gerak langkah VEDHA sendiri, sampai pada bulan Januari 2007 telah berhasil menjangkau 35.428 kaum muda di beberapa wilayah di Jawa Timur di bawah koordinasi 8 Korwil (Koordinator Wilayah) yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Jombang, Kediri, Malang dan Jember. VEDHA juga berhasil bekerja sama dengan institusi formal maupun nonformal untuk melakukan penjangkauan yang ada di wilayah tersebut baik dalam ranah school base maupun community base. Langkah perjuangan VEDHA tidak berhenti sampai pada kegiatan penjangkauan saja, VEDHA terus melakukan berbagai kegiatan dan berupaya untuk mengembangkan sayapnya ke daerah yang belum terjangkau sebagai tekad mewujudkan visi VEDHA.
Visi VEDHA
“Mewujudkan generasi muda yang sehat dan bebas dari penyalahgunaan Narkoba (adiksi) dan HIV/AIDS”.
Misi VEDHA
Memberikan informasi dalam bentuk active campaign (penyuluhan aktif) tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis-C, dan Kesehatan Reproduksi kepada generasi muda, baik pada kalangan pelajar (School Base) maupun masyarakat umum (Community Base).

KEGIATAN VEDHA

Secara garis besar, program kegiatan VEDHA yang sudah dilaksanakan berbentuk:

Penjangkauan/Outreach
MUDA BERDAYA Jawa Timur (VEDHA) sebagai anggota MUDA BERDAYA termuda, telah berhasil mencapai angka penjangkauan tertinggi dengan komunitas jangkauan yang terdiri dari siswa/i SMP, SMU, Universitas, anak jalanan, Karang Taruna, Remaja Masjid, Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS), Rumah Tahanan (Rutan), Pondok Pesantren, dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya.

Pelatihan Sebaya/ Peer Educator Training
Dalam upaya meningkatkan kapasitas di bidang adiksi, NAPZA, HIV/AIDS, Hepatitis C dan Kesehatan Reproduksi di kalangan kaum muda, VEDHA telah melaksanakan 3 kali Pelatihan 3 hari Pendidik Sebaya. VEDHA akan terus berupaya seoptimal mungkin untuk melakukan kegiatan pelatihan pendidik sebaya ke komunitas kaum muda yang lebih luas di seluruh Jawa Timur . Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan partisipasi kaum muda dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba dan penyebaran HIV/AIDS – HCV di kalangan sebayanya.

Konseling
Kegiatan konseling seputar permasalahan Narkoba, HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi yang dilakukan oleh VEDHA sangat terbuka untuk kaum muda terutama mereka yang sudah dijangkau oleh anggota VEDHA melalui penjangkauan. Konselor VEDHA terdiri dari anggota VEDHA dengan latar belakang pendidikan Psikologi, Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Serta pecandu dan ODHA yang sudah berdaya untuk berbagi pengalaman, kekuatan dan harapan.

Talk Show
Talk Show terjadwal secara berkala melalui kerja sama VEDHA dengan pihak radio lokal yang ada di wilayah-wilayah dimana anggota VEDHA berada. Kegiatan ini berupaya untuk menyebarkan informasi yang lebih luas dalam masyarakat mengenai seputar Narkoba dan HIV/AIDS. Selain di radio, anggota VEDHA juga seringkali menjadi Nara Sumber di berbagai acara seminar.

Capacity Building
Pengkayaan materi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas anggota VEDHA terhadap pengetahuan seputar materi penjangkauan sebagai bekal untuk melakukan pemberdayaan kepada kaum muda lainnya. Jadwal capacity building dilakukan setiap hari rabu pukul 15.30 di sekretariat Vedha.

Event Tahunan
VEDHA menyelenggarakan acara peringatan Hari AIDS Sedunia/ World AIDS Day (WAD) tiap bulan Desember dan Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN)/Candle Light Memorial tiap bulan Mei. Kegiatan ini berupaya untuk memberikan support kepada ODHA dan OHIDA serta untuk mengenang saudara-saudara kita yang meninggal karena HIV/AIDS. Kegiatan ini sebagai agenda yang diselenggarakan secara rutin tiap tahunnya.

Pemberdayaan Kaum Muda
Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan pelatihan sebaya 3 hari, VEDHA sebagai penyelenggara bekerja sama dengan YAKITA dan UNICEF, Mengajak partisipasi peserta pelatihan untuk berperan serta dalam kegiatan VEDHA termasuk dalam pelaksanaan penjangkauan, event tahunan dan kegiatan VEDHA lainnya.

Program Kerja YAKITA Surabaya – VEDHA Muda Berdaya Jawa Timur

Begitu juga di Jawa Timur, program MUDA BERDAYA telah berkembang pesat dengan berbagai kegiatannya. Bahkan saat ini anggota VEDHA selain menjalankan program Muda Berdaya di Jawa Timur, juga sebagai pelaksana program YAKITA yang ada di Surabaya baik dalam lingkup internal maupun eksternal, termasuk program women’s centre yang saat ini dalam masa perintisan. Program Kerja yang terlaksana saat ini adalah : program Muda Berdaya, Program Lapas (di Sidoarjo dan Rutan Medaeng) dan Program Women’s Centre.
Women’s Centre merupakan wadah pemberdayaan perempuan yang dikemas khusus untuk menanggapi persoalan-persoalan perempuan di bidang narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis C, Kesehatan Reproduksi dan Co-Dependency sebagai upaya untuk meningkatan kapasitas dalam diri mereka sehingga mampu melindungi dirinya sendiri dari ancaman luar. Women’s Centre sebagai sentra pelayanan yang komprehensif dalam ranah promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dari perempuan, oleh perempuan dan untuk perempuan. Keseluruhan program yang kita jalankan meliputi:

1. Program Promotif
• Penyediaan dan penyebaran KIE sebagai media pesan untuk kaum muda dan perempuan, berupa: Poster, Leaflet, Booklet, Pin, Bookmark dan lain sebagainya
• Promosi kesehatan di bidang narkoba, HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi melalui talk show

2. Program Preventif
• Penyuluhan atau outreach berbasis komunitas di school based dan community based ( PSK, para tahanan, karang taruna, anak jalanan)
• Workshop dan seminar yang membahas tentang permasalahan di bidang Narkoba dan HIV/AIDS serta masalah-masalah yang terkait dengan itu
• Training atau Pelatihan untuk membentuk pendidik sebaya kaum muda dan perempuan di bidang Narkoba dan HIV/AIDS
• FGD (Focus Group Discussion) dengan membuka tempat bagi kaum muda dan perempuan untuk saling berbagi pengalaman, kekuatan dan harapan serta untuk mengulas permasalahan kaum muda dan perempuan beserta problem solvingnya.

3. Program Kuratif
• Layanan CST (Care , Support dan Treatment ) bagi pecandu dan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Pemenuhan layanan ini salah satunya dengan membangun sistem rujukan dengan lembaga lain
• Konseling sebagai layanan khusus bagi kaum muda dan perempuan yang kehidupannya bermasalah dengan narkoba, HIV/AIDS dan Kesehatan reproduksi yang diberikan secara gratis selama 24 jam

4. Program Rehabilitatif
• Hotline atau Krisis, sebuah pelayanan yang terbuka 24 jam yang ditangani langsung oleh staff atau konselor sebaya dan pecandu yang sudah melewati masa pemulihan dasar dan mengalami progres secara signifikan.
• Pusat Informasi dan Pustaka Adiksi, dalam bentuk buku pegangan atau literatur dan lembaran yang ditulis oleh anggota-anggota komunitas maupun orang lain. Tersedia juga beragam informasi yang luas mengenai adiksi narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis C beserta referensi perpustakaan.
• After Care merupakan pertemuan dukungan dari orang tua dan keluarga pecandu. Pertemuan after care orang tua adalah komponen yang terpenting di dalam seluruh proses pemulihan.
• Program 12 langkah, didasarkan pada program 12 langkah dari Narcotic Anonymous dan NarAnon.

BAGAIMANA SEORANG PECANDU PULIH?

Kalau kita melihat lagi sekilas tentang kehidupan dalam dunia seorang pecandu, seperti yang telah kita bahas dalam artikel sebelumnya, dan melihatnya kembali dalam kehidupan nyata tentang kehidupan seorang pecandu. Seringkali kita jadi pesimis lalu mengatakan “rasanya tidak mungkin seorang pecandu dapat pulih!” Ya, Anda berhak untuk berpikir begitu. Anda telah melakukan segala yang anda bisa. Bukan baru sekali ini saja anda membawa si`pecandu untuk berobat kedokter, memasukkannya ke tempat-tempat detoksifikasi, atau bahkan ke tempat-tempat alternatif sekalipun. Namun kenyataannya, upaya anda tak membawa hasil. Tidak satupun usaha Anda membuat si pecandu tersebut berpikir dan berhenti menggunakan Narkoba.

Namun tetap ada satu bagian dalam diri anda yang tidak dapat anda bohongi. Satu bagian dalam diri anda yang ingin melihat si pecandu untuk dapat kembali hidup `normal`. Sekolah, bekerja, dan kembali menjadi seseorang yang bertanggung jawab. Si pecandu sendiri sebetulnya juga ingin dapat hidup bersih dan waras. Hal ini membuat kita bertanya. Kalau memang si pecandu juga mempunyai keinginan untuk hidup bersih dan waras, maka apa yang membuatnya menjadi sulit?

Adiksi adalah penyakit keluarga. Artinya, bukan hanya si pecandunya saja yang harus dipulihkan, melainkan seluruh anggota keluarga. Karena setiap ada pecandu dalam keluarga, maka keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang `disfungsional’. Masing-masing anggota keluarga akhirnya tidak lagi dapat menjalankan peran yang semestinya ia ambil dalam keluarga. Lihat bagaimana si pecandu menyerap seluruh tenaga dan perhatian dari keluarga. Segala sesuatunya tertuju pada masalah si pecandu dan bagaimana keluarga harus menyelesaikan masalah tersebut. Tanpa disadari, si pecandu mengambil alih kendali keluarga. Jika si pecandu tenang, maka keluarga akan tenang. Jika si pecandu marah, maka keluarga akan panik. Ini adalah satu hal yang tidak wajar. Semua orang dalam keluarga sudah menjadi sakit. Masing-masing orang dalam keluarga kehilangan identitas pribadinya, dan semuanya tergantung pada si pecandu. Di Amerika penyakit ini lebih dikenal dengan nama penyakit `co-dependency`. Ketergantungan pada orang lain, atau kehilangan jati diri.

“if you`re okay, I`m okay…”
“if you`re not okay, I`m not okay…”

Salah satu hal terbesar yang dapat membuat seorang pecandu bermotivasi untuk berhenti adalah saat si pecandu harus berhadapan dengan dirinya sendiri. Dalam `program` lebih dikenal dengan istilah `junkie tired` atau capek menjadi junkie, atau ‘mentok’. Pada titik tersebut, si pecandu mulai menyadari bahwa dia mempunyai masalah berat dengan dan karena narkoba, dan bahwa narkoba telah menghancurkan kehidupan dan mimpi-mimpinya. Si pecandu mulai menyadari bahwa kini tak ada lagi tempat untuknya berlari, karena semua masalah berada di dalam dirinya. Dia harus berhadapan langsung muka dan muka dengan dirinya sendiri, dan menyadari bahwa dia tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Saat si pecandu terjepit oleh semua permasalahannya, itulah sebetulnya waktu yang paling tepat untuk keluarga mendorong si pecandu ke arah pemulihan dengan memberikan ultimatum. Dan, ultimatum ini harus konsisten.

Kini pertanyaannya menjadi, bagaimana cara keluarga membantu si pecandu sampai pada titik dimana dia harus berhadapan muka dan muka dengan dirinya sendiri? Ini sudah menjadi suatu dilema menarik diperhatikan. Seringkali orang yang berniat membantu pecandu agar dapat pulih, malah menemukan dirinya menjadi `korban` kebohongan pecandu. Wanita mempunyai kecenderungan yang lebih besar dalam hal ini. Kenapa? Sederhana, karena memang secara psikologis wanita lebih menggunakan perasaannya dalam memutuskan sesuatu. Wanita lebih sensitif, dan peka terhadap perasaan. Wanita memiliki lebih jiwa feminin yang sifatnya ingin menjaga, menyayangi dan melindungi seseorang. Jika anda adalah termasuk orang yang perduli terhadap pecandu, anda ingin membantu seorang pecandu, maka anda harus selalu mengingat satu hukum jalanan utama `di jalan` di kalangan pecandu;

“Semua pecandu adalah Pencuri, Pembohong dan Curang,
jangan pernah mempercayai seorang pecandu.”

Jadi bagaimana cara kita membantu seorang pecandu untuk membantu dirinya sendiri? Dalam `program` kita menyebutnya dengan istilah “Cinta Keras” yang merupakan cinta yang bersifat tegas, kebalikan dari cinta lembek. Ini bukan proses yang mudah. Untuk memulai proses ini, pertama kali yang penting untuk kita ingat adalah; kita tidak bisa merubah orang lain. kita hanya bisa membantu orang tersebut membantu dirinya sendiri, dan percaya bahwa Tuhan mempunyai jalan yang berbeda-beda untuk setiap manusia.

Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan “cinta keras” adalah; membiarkan si pecandu menghadapi resiko dari perbuatannya. Biarkan dia mengambil tanggung jawab atas semua permasalahan-permasalahan dan kerusakan-kerusakan yang telah dia buat dalam hidupnya. Selama masih ada orang lain yang bisa dimanfaatkan oleh si pecandu untuk menyelesaikan permasalahannya, dia tidak akan sampai pada titik dimana ia harus berhadapan muka dan muka dengan dirinya sendiri. Si pecandu akan selalu berpikir;

• “Ah, masih ada ayah saya…..”
• “Nanti juga Ibu saya bakal ngurus semuanya….”
• “Saya masih bisa pinjam uang dari kakak saya….”
• Dan seterusnya, tak akan habis… dan kecanduannya pun akan terus berjalan makin parah.

Membantu pecandu menuntut Anda untuk bersikap tegas terhadap si pecandu. Artinya, Anda harus mampu berkata “kalau kamu belum mau pulih, silahkan kamu tinggalkan rumah dan urus dirimu sendiri!” . Sekilas kedengarannya seperti Anda tidak lagi perduli. Tapi ingat, saat itu anda bukanlah sedang berhadapan dengan “si pecandunya”, melainkan anda sedang berhadapan dengan penyakit dalam diri si pecandu, anda berhadapan dengan Adiksi atau kecanduannya yang tak mau berhenti. Di awal pembicaraan saya sudah mengatakan bahwa, proses ini tidak lah mudah, namun inilah cara untuk membantu si pecandu dapat keluar dari adiksinya. Di sisi lain juga anda perlu mengingat bahwa anda dan keluarga anda masih mempunyai kehidupan sendiri. Anda tidak hidup hanya untuk senantiasa menyelesaikan masalah-masalah si pecandu. Jangan biarkan keluarga anda menjadi sakit karena si pecandu.

Kini pertanyaannya menjadi, seberapa besarkah peran keluarga dibutuhkan dalam pemulihan seorang pecandu? Untuk itu kita akan mengupasnya lebih dalam lagi pada artikel yang berikutnya.