RSS

MRAN मालम रेनुंगन ऐड्स नुसंतारा VEDHA MB JATIM

Di akhir pelatihan 3 hari vedha muda berdaya jawa timur, 23 mei 2009, diadakan art show untuk membunuh kejenuhan selama pelatihan dan membuat kenangan terindah yang tak terlupakan. Namun ada yang bilang bahwa art show ini merupakan balas jasa dari peserta untuk panitia yang telah menjadi tuan rumah sekaligus guru yang terbaik, tak mengenal kata lelah. Art show ini didesain seperti malam renungan kebetulan acara pelatihan ini bertepatan juga dengan moment malam renungan aids nusantara 21 mei. Art show ini sebenarnya diadakan dilapangan depan center namun karena beragam pertimbangan maka diadakan didalam center aja. cuaca yang ga pasti, takut ganggu tetangga rumah sampai perhitungan dana. karena kebetulan acara ini hanya cuma disediakan dana tak lebih 200rb.dengan banyak batas dan keterbatasan maka sang kreator, mas budi dan mas galih, mulai memutar otak untuk melayout agar acara ini menarik dan syarat dengan pesan.

Dengan tema together we are solution maka bagaimana dibuat semenarik mungkin, mas budi ngobrol dengan mbak dita bahwa misi mran ini selain untuk mengubah mengubah persepsi masyarakat juga membangun kesadaran kelompok2 masyarakat / LSM yang bergerak dibidang ini untuk tidak saling berseteru rebutan lahan. Seakan-akan odha (orang dengan HIV positif) merupakan lahan komoditi untuk peluang bisnis. SDejak jam 1 siang tim sudah bekerja bahu membahu untuk menciptakan koreografi dan membangun simbol2. Simbol yang muncul yang muncul yaitu bentuk pita merah dimasukkan ke dalam sarang burung sebagai simbol bahwa odha bagai makhluk yang terpenjara. simbol yang kedua yaitu pita merah digantung bersama gantungan pakaian yang sebelumnnya dibungkus dengan kertas minyak.

Setelah semua kawan makan malam pukul 18.00 maka pra mran dibuka dengan nonton film bareng tentang cerita dari Jakarta “perempuan punya cerita” yang berkisah perjuangan perempuan odha dalam mempertahankan anaknya dalam balutan penolakan dari mertua alm. Pasangannya. Kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa sahabat vedha yakita dari LSM lain seperti gaya nusantara, perwakos, eja, bina hati. Mereka mensuport dan menyemarakkan acara ini sehingga MRAN di sini menjadi begitu istimewa. Acara dibuka oleh mas budi dan kemudian dilimpahkan ke cak jimmy untuk pembacaan tiga langkah awal pemulihan diilanjutkan dengan nyanyian bersama lagu lilin2 kecil dan diteruskan dengan pembacaan puisi oleh si nona cantik, ayik, dengan memakai busana seperti kuntilanak.

Pembacaan puisi asyik sangat mempesona pengunjuk dengan suaranya yang ngebas dan serak. Selanjutnya diteruskan oleh permaianan teater menggunakan slide lampu oleh peserta pelatihan yang sekarang telah menjadi anggota keluarga besar vedha muda berdaya jatim.Habis itu terus menerus dengan pembacaan puisi oleh zia muthi amrullah, pembacaan puisi zia dengan gaya bertelanjang dada menandakan bahwa hidup itu penuh dengan perjuangan, keindahan dan keterbukaan. Habis pembacaan puisi dilanjutkan dengan sharing perasaan mulai dari perwakilan LSM sampai dengan anggota VEDHA mulai dari angkatan pertama sampai angkatan yang terakhir. Setelah itu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu usah kau lara sendiri dan kemudian dilanjutkan 'lagu kemesraan' sambil berpegangan tangan dipimpin oleh didik dan sisca sambil ditutup acara ini. Sukses selalu buat . Apapun yang terjadi, pasti akan muncul tangan-tangan Tuhan dari rahimmu.

KENAIKAN SPP, UNAIR RUGI ?!?!?!?!?!?!

KUTIPAN………..SURABAYA - Kekhawatiran SPP di perguruan tinggi negeri (PTN) bakal melonjak pasca pengesahan UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) agaknya sulit terelakkan. Di Unair, misalnya. Kampus itu berancang-ancang menaikkan SPP hingga 80 persen. Rencana kenaikan tersebut berlaku untuk seluruh angkatan, baik jalur reguler maupun non-reguler.Hingga kini, memang kebijakan itu belum disahkan. Namun, rencana kenaikan SPP tersebut disosialisasikan kepada mahasiswa sejak sepekan lalu. Melalui sosialisasi itu, bisa jadi kampus berharap agar mahasiswa dapat memahami dan tidak memicu gejolak. Sebab, saat pengesahan UU BHP lalu, timbul pro-kontra.Data yang didapat Jawa Pos, SPP mahasiswa eksakta reguler (diterima melalui SNM PTN) yang semula Rp 700 ribu nanti naik dengan angka maksimal Rp 1,25 juta per semester.


Mahasiswa non-eksakta yang sebelumnya Rp 600 ribu naik dengan angka paling besar menjadi Rp 1 juta. Beban SPP mahasiswa jalur non-reguler atau jalur penelusuran minat dan kemampuan (PMDK) tentu makin berat lagi. Jika sebelumnya rata-rata membayar Rp 2,5 juta per semester, SPP mereka bisa menjadi Rp 4,5 juta. Beban iuran mahasiswa itu belum ditambah sumbangan Ikoma (Ikatan Orang Tua Mahasiswa). Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unair Ahmad Khudlarie Thoha membenarkan rencana kenaikan SPP tersebut. ''Hanya, masih sosialisasi. Universitas belum menetapkan berapa kenaikan. Ini untuk semua mahasiswa, kecuali bagi mereka yang masuk melalui PMDK jalur prestasi,'' ujarnya. Jika melihat rasionalisasi yang telah dipaparkan kampus, pihaknya bisa memahami kenaikan SPP itu. ''Biaya yang ditanggung universitas dalam penyelenggaraan pendidikan tidak sebanding dengan SPP dari mahasiswa,'' katanya. Apakah BEM berarti telah setuju? ''Tunggu dulu. Ada beberapa hal yang harus dibenahi sebelum menaikkan SPP,'' lanjutnya. Dia menegaskan, kenaikan SPP itu harus diimbangi perbaikan fasilitas pendidikan. ''Saat ini, jumlah mahasiswa bertambah banyak.

Tetapi, fasilitas seperti alat-alat penunjang pendidikan jumlahnya sama. Tidak ada penambahan,'' katanya. Selain itu, harus ada pengaturan bagi mahasiswa yang tidak mampu.Kepala Humas dan Protokol Mangestuti Agil mengakui, pihaknya memang berencana menaikkan SPP mulai tahun ajaran 2009/2010 Juli nanti. Saat ini, universitas belum menetapkan kisaran kenaikan SPP dari masing-masing mahasiswa di tiap fakultas.''Kenaikan itu akan berbeda jumlahnya. Bergantung kebutuhan tiap fakultas,'' ujarnya. Sayang, Mangestuti belum mau menjelaskan lebih detail soal kenaikan SPP itu. ''Nanti saya informasikan kalau sudah ada keputusan dari universitas,'' katanya. Jawa pos Sabtu, 28 Februari 2009 ] REALITAS MASYARAKAT………..Ketika aku ada tugas dari Unicef tentang fasilitator tim HIV&AIDS di Probolinggo, kalo ga salah di daerah Trucuk 2 tahun yang lalu. Ada seorang ibu bertanya ”mas Pungkas kuliah di unair, pasti anaknya orang kaya”. Dari pertanyaan ibu tersebut lalu aku jelaskan bahwa semua orang bisa kuliah di unair asalkan dia bisa lolos test masuk PTN. Biaya sekolahnya juga cukup murah 600 ribu setiap 6 bulan sekali dan kalo tidak mampu ada banyak beasiswa. Jadi ibu ga perlu takut untuk mensekolahkan anaknya di unair, “jelasku dengan nada sok tahu.Dari obrolan itu terlihat bahwa secara umum sang ibu kurang informasi tentang dunia pendidikan, namun yang paling utama ibu tersebut merasa minder untuk menyekolahkan anaknya dikarenakan keterbatasan ekonomi.

Karena banyak anggapan bahwa kuliah itu banyak menghabiskan uang. Di desa-desa daerah probolinggo, hanya anak camat atau mandor perkebunan atau blantik sapi yang bisa menyesekolahkan anaknya sampe perguruan tinggi, kalo saya, anak saya sampe SMA aja sudah beruntung mas,”menurut ibu tadi dengan wajah menerawang. Padahal informasi dari orang puskesmas setempat, anak ibu itu dari SD sampai SMA selalu masuk rangking 3 di kelas. Dan nasib anak nya sekarang sama seperti suaminya bekerja di kebun.Berarti dalam struktur masyarakat kita, yang sebagian besar masyarakat kelas menengah ke bawah. Masih membutuhkan sebuah lembaga pendidikan yang pro dengan rakyat. Pendidikan yang murah atau sekalian juga pendidikan gratis yang bermutu. Karena pendidikan akan membawa kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Bagaimana mungkin Negara ini bisa makmur jika masyarakatnya masih bodoh dikarenakan sulit untuk mendapat pendidikan.

ANALISIS SEKILAS…….Dengan melihat realitas kehidupan ibu pekerja perkebunan di Probolinggo dan membaca dari reportase yang dilemparkan sama jawa pos, 28 febuari 2009. Seakan-akan aku mau tertawa dan muntah melihatnya.muncul pertanyaan yang langsung tertuju pada satu pertanyaan” Kenapa unair yang sebesar itu kok sampai RUGI?”. Logikanya bahwa kalo ga rugi dan masih memiliki nalar creative kenapa menaikkan para pejabat UNAIR menaikkan SPP MAHASISWA.Analogi lainnya bahwa dalam sebuah keluarga, kalo sang orang tua masih bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya, tidak akan mensensarakan anaknya dengan bekerja. Orang tua akan memaksa anaknya untuk rajin belajar dan mencukupi fasilitas si anak. Orang tua dengan segala cara akan berusaha agar anaknya tidak kelaparan. Aku mengambil analogi keluarga karena system dalam keluarga merupakan miniature dalam sebuah organisasi atau Negara.disini benar ga kawan2 kalo unair memang rugi????????Kalo memang ga mau bingung dalam memanajemen dan belum siap mandiri, kenapa unair kok memilih badan hukum. Kenapa tidak dibawah kendali dan support dari pemerintah aja.

Apakah ini dijadikan alas an pejabat2 unair untuk mengeruk kekayaan sebanyak2nya. Atau ini emang dampak dari kebijakan UU BHP. Kenapa harus SPP mahasiswa nya yang harus di naikkan? Kenapa tidak dipangkas aja gaji dan fasilitas para pejabatnya? Kenapa unair tidak belajar sabar dan dan menahan diri dulu??Coba kita lihat mobil rektor unair bermerek camry yang berkisar harga 300 juta lebih. Coba kita lihat gedung rektorat seperti hotel berbintang lima. Coba kita dilihat sekarang sudah kesulitan untuk mencari lahan parkir sepeda motor dan lebih khusus sepeda pancal di wilayah parker unair. Unair sudah terkena budaya latah dan liberalism dari kampus2 swastaUnair sudah tidak bisa menahan diri. Sebenarnya unair ga perlu seperti itu, tenang, karena unair jika masih menjadi kampus pro rakyat tidak akan kehilangan pangsa pasar dan kehilangan orang2 hebat. Unair tidak promosi pun lo sudah banyak yang mengidam2kan dan banyak yang mengenalnya. Dan pasti banyak cara untuk mengembangkan mencari duit diluar merampok SPP mahasiswa.Jangan jadikan alasan peningkatan infastruktur dan fasilitas untuk menggenjot dan menekan mahasiswanya.

Coba lihat di unair, dari dulu ada penarikan dengan alasan peningkatan fasilitas tapi apa yang terjadi……………..????? kalo ga percaya Tanya aja mahasiswa unair.Disisi lain kalo Emang pengen naik SPP kenapa naiknya kok 80% aja, tidak sekalian 1000% seperti di UK-petra (setiap semesternya mahasiswa mengeluarkan 6 juta dengan estimasi mengambil 24 SKS).sekalian aja Unair jadikan aja kampus swasta seperti UNTAG, UPN, UWKS. Selesai kan, MANTAB. KENAPA Unair mengambil jalan abu2, Apakah takut kalah bersaing dengan kampus2 swasta di Surabaya??????.Ayo rek, kembalikan unair menjadi kampus yang pro rakyat. Kampus yang mengandalkan kualitas bukan kuantitas. Hentikan kenaikan SPP ini karena pejabat2 unair sudah latah dan kalo ga, kemungkinan tahun tahun kemudian secara perlahan bisa mencapai 5 juta persemester. UNAIR akan menjadi kampus nya orang2 borjuis, orang2 yang tidak pernah tahu penderitaan rakyat kecil dan sukanya mengeksploitasi orang miskin.

POLA PIKIR JUNKIE

Definisi pecandu sederhana tentang pecandu adalah “Saya tidak bisa berhenti”. Atau Orang yang hidupnya dikendalikan oleh obat-obatan ( drugs ). Tidak ada pecandu yang bercita-cita jadi pecandu, tidak ada orangtua yang ingin anaknya jadi pecandu.
Pada waktu seseorang masih menjadi pecandu aktif , cara berpikir mereka sangatlah berbeda seperti: menginginkan apa yang diinginkan dan selalu harus di penuhi, cara berpikir yang instan, tidak perduli dengan orang sekitarnya, dan masih banyak lainnya. Pecandu sendiri kehidupannya sangatlah tidak terkendali yang berarti tidak waras, berbeda dengan orang normal karena kehidupan mereka sangatlah teratur dan dapat berpikir waras. Pecandu itu sendiri pada waktu masih aktif dengan penggunaan narkobanya secara Fisik, Mental, Emosional, dan Spiritual sangatlah terganggu.
Pola pikir pecandu berpengaruh dengan prilaku dan apa yang si pecandu kerjakan pada setiap harinya, karena prilaku dan apa yang sedang dikerjakannya itu sangatlah berpengaruh dengan orang disekitarnya. Prilaku dan yang sedang dikerjakannya pada waktu masih aktif dulu seperti: Mencuri, Berbohong, Curang, Melakukan kekerasan, Sex bebas, dan masih banyak lagi lainnya. Pecandu waktu masih aktif, yang mereka pikirkan hanyalah bersenang-senang dan tidak mau untuk menghadapi masalah yang ada, dan juga pecandu sangatlah terkenal dengan cara berpikir Obsesi Kompulsif.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas itu adalah bagian dari cara berpikir pecandu yang masih aktif, sedangkan proses pemikiran orang normal didahului dengan berpikir, merasakan, dan bertindak.
Proses pola pikir yang ada diatas merupakan proses berpikir yang dialami oleh orang tua, saudara-saudara, teman-teman yang bukan pecandu atau disebut juga orang normal.
Pada penjelasan yang sebelumnya sudah banyak dijelaskan seperti apa pecandu yang masih aktif diatas dan sekarang bagaimana proses pola pikir pecandu yang masih aktif didahului dengan bertindak, merasakan, berpikir.
Terlihat dengan jelas bagaimana pecandu yang masih aktif tersebut melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak, karena si pecandu aktif tersebut bertindak terlebih dahulu, merasakan, baru disitu si pecandu aktif berpikir.
• Dalam konsep orang normal, mereka akan merasakan sebelum mengambil suatu tindakan, setelah itu berpikir matang baru bertindak.
(contoh: Misalnya mau membeli sesuatu, merasa membutuhkan suatu produk itu namun mahal, mereka akan berpikir dua kali kemungkinan ada produk yg serupa tapi lebih murah dan akhirnya tindakan berubah menjadi beli atau tidak.
• Pecandu mengalami pola pikir yg sudah berubah sejak mereka menggunakan drugs, mereka merasakan kemudian bertindak sebelum berpikir apa yg mereka lakukan, kebanyakan merasa ada penyesalan setelah kejadiannya, apapun dari tindak laku mereka.
(contoh: Mencuri saat sakaw, tanpa memikirkan akibatnya
• Para pecandu pada masanya akan pulih dari pemakaian drugs setelah menjalani pemulihan/therapy dan pola pikirnya akan berubah menjadi seperti ini, dalam arti kata mereka akan menjadi lebih peka dalam mengambil suatu tindakan. Mereka akan berpikir dulu secara dalam, merasakan akibat dari keputusan tindakan mereka dan setelah itu akan mengambil tindakannya bilamana resikonya kecil atau dalam tahap batas toleransi.
(contoh: Menolak ajakan utk memakai drugs lagi, mereka tahu apa akibatnya kalau mereka menggunakan lagi)

Kepribadian Junkie
• Malas
• Egomaniak
• Mementingkan diri sendiri (selfish)
• Pembohong
• Pencuri
• Manipulatif
• “Penyalah guna”
• Kasar
• Sensitive
• Obsessi-kompulsif
• Kekanak-kanakan
• Tidak percaya diri
• Tidak berpikir panjang

Kepribadian yang sebenarnya (true self)
• Bergembira
• Pintar/ cerdas
• Penyayang
• Perhatian
• Jujur
• Perduli
• Sabar
• Bersahabat
• Aktiv
• Percaya diri
• Tau sopaan santun
• Terpelajar

Kedua kelompok kepribadian tersebut ada dalam diri seorang pecandu. Mereka hidup dan saling menggeser satu sama lain seperti halnya dua kelompok “preman” dijalan yang saling berkelahi memperebutkan daerah kekuasaan yang lebih besar. Begitu juga yang terjadi dengan kedua kelompok kepribadian tersebut mereka saling bertempur, berperang satu dengan yang lain untuk menentukan kepribadian manakah yang memiliki peran lebih besar terhadap diri mereka.
Jadi ingat, saat anda berhadapan dengan seorang pecandu, anda sedang berhadapan dengan berbagai macam kepribadian. Yang artinya anda sendiri tidak pernah tahu dengan siapa sebenarnya anda sedang berbicara. Kepribadian yang mana pada saat itu yang sedang mengendalikan si pecandu. Pecandu adalah seorang aktor pemain watak yang sangat ahli dalam melaksanakan perannya, sedangkan yang menjadi sutadara dalam lakonnya adalah Adiksi. Selama si pecandu tersebut masih dalam adiksi aktif, sudah pasti kepribadian junkie lah yang sedang mengambil alih dirinya, dan Adiksi yang menjadi sutradaranya. Adiksi hanya menginginkan satu hal, DRUGS.

KONSEP MATEE
“A walker between two worlds” – “Seorang pejalan yang berjalan diantara dua dunia”. Pada saat pecandu sudah pulih kita dapat merasakan perbedaan pola pikir dan prilaku (menjadi sadar) apa saja yang sudah, atau yang akan dikerjakan. Pola pikir pecandu yang sudah pulih sangat berbeda dengan pola pikir orang normal, dan pecandu aktif karena kita sudah tidak bisa kembali dikehidupan orang normal ataupun dikehidupan pecandu aktif yang disebut juga dengan konsep MATEE. Kata MATEE ini mempunyai arti orang yang hidup diantara dunia, dan kata ini berasal dari suku Indian. Pada waktu kita sudah pulih banyaklah keuntungan yang dapat seperti :
• Kita dapat berpikir dengan jernih.
• Kita dapat mengambil keputusan dengan baik.
• Kita dapat menjalin suatu hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
• Mempunyai suatu kemampuan terhadap apa yang sedang kita kerjakan.
• Kita dapat secara terus-menerus memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan.
Keuntungan seperti diataslah yang kita dapat setelah kita pulih atau berhenti menggunakan obat-obatan (drugs), disini terlihat dengan jelas bahwa pecandu mempunyai kemampuan dan kredibilitas yang memadai dan jangan lupa pecandu itu pintar untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

APA ITU VEDHA (viva education of drugs, hiv & aids)


Adalah sebuah komunitas peduli sosial yang independen, tidak berorientasi pada profit, tidak berafiliasi pada politik manapun dan concern terhadap permasalahan kaum muda yang bergerak di bidang adiksi, penyalahgunaan Narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis-C dan Kesehatan Reproduksi. VEDHA merupakan komunitas yang beranggotakan kaum muda dari berbagai wilayah di provinsi Jawa Timur dengan berbagai latar belakang yang berbeda, yaitu perwakilan LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS, Organisasi Masyarakat dan Mahasiswa. Komunitas ini terbentuk pada tanggal 10 September 2005 melalui pelatihan “Pendidik Sebaya di Bidang Adiksi, HIV/AIDS, dan Kesehatan Reproduksi” selama satu bulan penuh di Bogor-Jawa Barat yang terselenggara atas kerjasama Yakita-Unicef sebagai pelebaran sayap program MUDA BERDAYA di Jawa Timur.
VEDHA sebagai MUDA BERDAYA Jawa Timur termasuk dalam kelompok jaringan MUDA BERDAYA yang kini tersebar di beberapa propinsi di Indonesia, antara lain: 25 Messengers (MUDA BERDAYA Jawa Barat), WAY (Muda Berdaya Bali), KIPAS (Muda Berdaya Makassar), s.t.i.c.k.e.r (Muda Berdaya Jabotabek), AYOMI (Muda Berdaya Aceh), LONTHAR (Muda Berdaya Kupang), dan TIFFA (Muda Berdaya Papua). Gerak langkah VEDHA sendiri, sampai pada bulan Januari 2007 telah berhasil menjangkau 35.428 kaum muda di beberapa wilayah di Jawa Timur di bawah koordinasi 8 Korwil (Koordinator Wilayah) yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Jombang, Kediri, Malang dan Jember. VEDHA juga berhasil bekerja sama dengan institusi formal maupun nonformal untuk melakukan penjangkauan yang ada di wilayah tersebut baik dalam ranah school base maupun community base. Langkah perjuangan VEDHA tidak berhenti sampai pada kegiatan penjangkauan saja, VEDHA terus melakukan berbagai kegiatan dan berupaya untuk mengembangkan sayapnya ke daerah yang belum terjangkau sebagai tekad mewujudkan visi VEDHA.
Visi VEDHA
“Mewujudkan generasi muda yang sehat dan bebas dari penyalahgunaan Narkoba (adiksi) dan HIV/AIDS”.
Misi VEDHA
Memberikan informasi dalam bentuk active campaign (penyuluhan aktif) tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis-C, dan Kesehatan Reproduksi kepada generasi muda, baik pada kalangan pelajar (School Base) maupun masyarakat umum (Community Base).

KEGIATAN VEDHA

Secara garis besar, program kegiatan VEDHA yang sudah dilaksanakan berbentuk:

Penjangkauan/Outreach
MUDA BERDAYA Jawa Timur (VEDHA) sebagai anggota MUDA BERDAYA termuda, telah berhasil mencapai angka penjangkauan tertinggi dengan komunitas jangkauan yang terdiri dari siswa/i SMP, SMU, Universitas, anak jalanan, Karang Taruna, Remaja Masjid, Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS), Rumah Tahanan (Rutan), Pondok Pesantren, dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya.

Pelatihan Sebaya/ Peer Educator Training
Dalam upaya meningkatkan kapasitas di bidang adiksi, NAPZA, HIV/AIDS, Hepatitis C dan Kesehatan Reproduksi di kalangan kaum muda, VEDHA telah melaksanakan 3 kali Pelatihan 3 hari Pendidik Sebaya. VEDHA akan terus berupaya seoptimal mungkin untuk melakukan kegiatan pelatihan pendidik sebaya ke komunitas kaum muda yang lebih luas di seluruh Jawa Timur . Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan partisipasi kaum muda dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba dan penyebaran HIV/AIDS – HCV di kalangan sebayanya.

Konseling
Kegiatan konseling seputar permasalahan Narkoba, HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi yang dilakukan oleh VEDHA sangat terbuka untuk kaum muda terutama mereka yang sudah dijangkau oleh anggota VEDHA melalui penjangkauan. Konselor VEDHA terdiri dari anggota VEDHA dengan latar belakang pendidikan Psikologi, Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Serta pecandu dan ODHA yang sudah berdaya untuk berbagi pengalaman, kekuatan dan harapan.

Talk Show
Talk Show terjadwal secara berkala melalui kerja sama VEDHA dengan pihak radio lokal yang ada di wilayah-wilayah dimana anggota VEDHA berada. Kegiatan ini berupaya untuk menyebarkan informasi yang lebih luas dalam masyarakat mengenai seputar Narkoba dan HIV/AIDS. Selain di radio, anggota VEDHA juga seringkali menjadi Nara Sumber di berbagai acara seminar.

Capacity Building
Pengkayaan materi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas anggota VEDHA terhadap pengetahuan seputar materi penjangkauan sebagai bekal untuk melakukan pemberdayaan kepada kaum muda lainnya. Jadwal capacity building dilakukan setiap hari rabu pukul 15.30 di sekretariat Vedha.

Event Tahunan
VEDHA menyelenggarakan acara peringatan Hari AIDS Sedunia/ World AIDS Day (WAD) tiap bulan Desember dan Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN)/Candle Light Memorial tiap bulan Mei. Kegiatan ini berupaya untuk memberikan support kepada ODHA dan OHIDA serta untuk mengenang saudara-saudara kita yang meninggal karena HIV/AIDS. Kegiatan ini sebagai agenda yang diselenggarakan secara rutin tiap tahunnya.

Pemberdayaan Kaum Muda
Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan pelatihan sebaya 3 hari, VEDHA sebagai penyelenggara bekerja sama dengan YAKITA dan UNICEF, Mengajak partisipasi peserta pelatihan untuk berperan serta dalam kegiatan VEDHA termasuk dalam pelaksanaan penjangkauan, event tahunan dan kegiatan VEDHA lainnya.

Program Kerja YAKITA Surabaya – VEDHA Muda Berdaya Jawa Timur

Begitu juga di Jawa Timur, program MUDA BERDAYA telah berkembang pesat dengan berbagai kegiatannya. Bahkan saat ini anggota VEDHA selain menjalankan program Muda Berdaya di Jawa Timur, juga sebagai pelaksana program YAKITA yang ada di Surabaya baik dalam lingkup internal maupun eksternal, termasuk program women’s centre yang saat ini dalam masa perintisan. Program Kerja yang terlaksana saat ini adalah : program Muda Berdaya, Program Lapas (di Sidoarjo dan Rutan Medaeng) dan Program Women’s Centre.
Women’s Centre merupakan wadah pemberdayaan perempuan yang dikemas khusus untuk menanggapi persoalan-persoalan perempuan di bidang narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis C, Kesehatan Reproduksi dan Co-Dependency sebagai upaya untuk meningkatan kapasitas dalam diri mereka sehingga mampu melindungi dirinya sendiri dari ancaman luar. Women’s Centre sebagai sentra pelayanan yang komprehensif dalam ranah promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dari perempuan, oleh perempuan dan untuk perempuan. Keseluruhan program yang kita jalankan meliputi:

1. Program Promotif
• Penyediaan dan penyebaran KIE sebagai media pesan untuk kaum muda dan perempuan, berupa: Poster, Leaflet, Booklet, Pin, Bookmark dan lain sebagainya
• Promosi kesehatan di bidang narkoba, HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi melalui talk show

2. Program Preventif
• Penyuluhan atau outreach berbasis komunitas di school based dan community based ( PSK, para tahanan, karang taruna, anak jalanan)
• Workshop dan seminar yang membahas tentang permasalahan di bidang Narkoba dan HIV/AIDS serta masalah-masalah yang terkait dengan itu
• Training atau Pelatihan untuk membentuk pendidik sebaya kaum muda dan perempuan di bidang Narkoba dan HIV/AIDS
• FGD (Focus Group Discussion) dengan membuka tempat bagi kaum muda dan perempuan untuk saling berbagi pengalaman, kekuatan dan harapan serta untuk mengulas permasalahan kaum muda dan perempuan beserta problem solvingnya.

3. Program Kuratif
• Layanan CST (Care , Support dan Treatment ) bagi pecandu dan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Pemenuhan layanan ini salah satunya dengan membangun sistem rujukan dengan lembaga lain
• Konseling sebagai layanan khusus bagi kaum muda dan perempuan yang kehidupannya bermasalah dengan narkoba, HIV/AIDS dan Kesehatan reproduksi yang diberikan secara gratis selama 24 jam

4. Program Rehabilitatif
• Hotline atau Krisis, sebuah pelayanan yang terbuka 24 jam yang ditangani langsung oleh staff atau konselor sebaya dan pecandu yang sudah melewati masa pemulihan dasar dan mengalami progres secara signifikan.
• Pusat Informasi dan Pustaka Adiksi, dalam bentuk buku pegangan atau literatur dan lembaran yang ditulis oleh anggota-anggota komunitas maupun orang lain. Tersedia juga beragam informasi yang luas mengenai adiksi narkoba, HIV/AIDS, Hepatitis C beserta referensi perpustakaan.
• After Care merupakan pertemuan dukungan dari orang tua dan keluarga pecandu. Pertemuan after care orang tua adalah komponen yang terpenting di dalam seluruh proses pemulihan.
• Program 12 langkah, didasarkan pada program 12 langkah dari Narcotic Anonymous dan NarAnon.

BAGAIMANA SEORANG PECANDU PULIH?

Kalau kita melihat lagi sekilas tentang kehidupan dalam dunia seorang pecandu, seperti yang telah kita bahas dalam artikel sebelumnya, dan melihatnya kembali dalam kehidupan nyata tentang kehidupan seorang pecandu. Seringkali kita jadi pesimis lalu mengatakan “rasanya tidak mungkin seorang pecandu dapat pulih!” Ya, Anda berhak untuk berpikir begitu. Anda telah melakukan segala yang anda bisa. Bukan baru sekali ini saja anda membawa si`pecandu untuk berobat kedokter, memasukkannya ke tempat-tempat detoksifikasi, atau bahkan ke tempat-tempat alternatif sekalipun. Namun kenyataannya, upaya anda tak membawa hasil. Tidak satupun usaha Anda membuat si pecandu tersebut berpikir dan berhenti menggunakan Narkoba.

Namun tetap ada satu bagian dalam diri anda yang tidak dapat anda bohongi. Satu bagian dalam diri anda yang ingin melihat si pecandu untuk dapat kembali hidup `normal`. Sekolah, bekerja, dan kembali menjadi seseorang yang bertanggung jawab. Si pecandu sendiri sebetulnya juga ingin dapat hidup bersih dan waras. Hal ini membuat kita bertanya. Kalau memang si pecandu juga mempunyai keinginan untuk hidup bersih dan waras, maka apa yang membuatnya menjadi sulit?

Adiksi adalah penyakit keluarga. Artinya, bukan hanya si pecandunya saja yang harus dipulihkan, melainkan seluruh anggota keluarga. Karena setiap ada pecandu dalam keluarga, maka keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang `disfungsional’. Masing-masing anggota keluarga akhirnya tidak lagi dapat menjalankan peran yang semestinya ia ambil dalam keluarga. Lihat bagaimana si pecandu menyerap seluruh tenaga dan perhatian dari keluarga. Segala sesuatunya tertuju pada masalah si pecandu dan bagaimana keluarga harus menyelesaikan masalah tersebut. Tanpa disadari, si pecandu mengambil alih kendali keluarga. Jika si pecandu tenang, maka keluarga akan tenang. Jika si pecandu marah, maka keluarga akan panik. Ini adalah satu hal yang tidak wajar. Semua orang dalam keluarga sudah menjadi sakit. Masing-masing orang dalam keluarga kehilangan identitas pribadinya, dan semuanya tergantung pada si pecandu. Di Amerika penyakit ini lebih dikenal dengan nama penyakit `co-dependency`. Ketergantungan pada orang lain, atau kehilangan jati diri.

“if you`re okay, I`m okay…”
“if you`re not okay, I`m not okay…”

Salah satu hal terbesar yang dapat membuat seorang pecandu bermotivasi untuk berhenti adalah saat si pecandu harus berhadapan dengan dirinya sendiri. Dalam `program` lebih dikenal dengan istilah `junkie tired` atau capek menjadi junkie, atau ‘mentok’. Pada titik tersebut, si pecandu mulai menyadari bahwa dia mempunyai masalah berat dengan dan karena narkoba, dan bahwa narkoba telah menghancurkan kehidupan dan mimpi-mimpinya. Si pecandu mulai menyadari bahwa kini tak ada lagi tempat untuknya berlari, karena semua masalah berada di dalam dirinya. Dia harus berhadapan langsung muka dan muka dengan dirinya sendiri, dan menyadari bahwa dia tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Saat si pecandu terjepit oleh semua permasalahannya, itulah sebetulnya waktu yang paling tepat untuk keluarga mendorong si pecandu ke arah pemulihan dengan memberikan ultimatum. Dan, ultimatum ini harus konsisten.

Kini pertanyaannya menjadi, bagaimana cara keluarga membantu si pecandu sampai pada titik dimana dia harus berhadapan muka dan muka dengan dirinya sendiri? Ini sudah menjadi suatu dilema menarik diperhatikan. Seringkali orang yang berniat membantu pecandu agar dapat pulih, malah menemukan dirinya menjadi `korban` kebohongan pecandu. Wanita mempunyai kecenderungan yang lebih besar dalam hal ini. Kenapa? Sederhana, karena memang secara psikologis wanita lebih menggunakan perasaannya dalam memutuskan sesuatu. Wanita lebih sensitif, dan peka terhadap perasaan. Wanita memiliki lebih jiwa feminin yang sifatnya ingin menjaga, menyayangi dan melindungi seseorang. Jika anda adalah termasuk orang yang perduli terhadap pecandu, anda ingin membantu seorang pecandu, maka anda harus selalu mengingat satu hukum jalanan utama `di jalan` di kalangan pecandu;

“Semua pecandu adalah Pencuri, Pembohong dan Curang,
jangan pernah mempercayai seorang pecandu.”

Jadi bagaimana cara kita membantu seorang pecandu untuk membantu dirinya sendiri? Dalam `program` kita menyebutnya dengan istilah “Cinta Keras” yang merupakan cinta yang bersifat tegas, kebalikan dari cinta lembek. Ini bukan proses yang mudah. Untuk memulai proses ini, pertama kali yang penting untuk kita ingat adalah; kita tidak bisa merubah orang lain. kita hanya bisa membantu orang tersebut membantu dirinya sendiri, dan percaya bahwa Tuhan mempunyai jalan yang berbeda-beda untuk setiap manusia.

Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan “cinta keras” adalah; membiarkan si pecandu menghadapi resiko dari perbuatannya. Biarkan dia mengambil tanggung jawab atas semua permasalahan-permasalahan dan kerusakan-kerusakan yang telah dia buat dalam hidupnya. Selama masih ada orang lain yang bisa dimanfaatkan oleh si pecandu untuk menyelesaikan permasalahannya, dia tidak akan sampai pada titik dimana ia harus berhadapan muka dan muka dengan dirinya sendiri. Si pecandu akan selalu berpikir;

• “Ah, masih ada ayah saya…..”
• “Nanti juga Ibu saya bakal ngurus semuanya….”
• “Saya masih bisa pinjam uang dari kakak saya….”
• Dan seterusnya, tak akan habis… dan kecanduannya pun akan terus berjalan makin parah.

Membantu pecandu menuntut Anda untuk bersikap tegas terhadap si pecandu. Artinya, Anda harus mampu berkata “kalau kamu belum mau pulih, silahkan kamu tinggalkan rumah dan urus dirimu sendiri!” . Sekilas kedengarannya seperti Anda tidak lagi perduli. Tapi ingat, saat itu anda bukanlah sedang berhadapan dengan “si pecandunya”, melainkan anda sedang berhadapan dengan penyakit dalam diri si pecandu, anda berhadapan dengan Adiksi atau kecanduannya yang tak mau berhenti. Di awal pembicaraan saya sudah mengatakan bahwa, proses ini tidak lah mudah, namun inilah cara untuk membantu si pecandu dapat keluar dari adiksinya. Di sisi lain juga anda perlu mengingat bahwa anda dan keluarga anda masih mempunyai kehidupan sendiri. Anda tidak hidup hanya untuk senantiasa menyelesaikan masalah-masalah si pecandu. Jangan biarkan keluarga anda menjadi sakit karena si pecandu.

Kini pertanyaannya menjadi, seberapa besarkah peran keluarga dibutuhkan dalam pemulihan seorang pecandu? Untuk itu kita akan mengupasnya lebih dalam lagi pada artikel yang berikutnya.

Apakah saya seorang pecandu



Apakah saya seorang pecandu ? sejujurnya hanya anda sendirilah yang bisa menjawab pertanyaan ini, karena anda yang lebih tahu tentang diri anda. Sayangnya tidak ada seorangpun yang bisa memberitahukan bahwa anda adalah seorang pecandu, dan bila memang ada seseorang yang berkata demikian kepada anda, maka secara spontan anda akan menyangkalnya “ Tidak , saya hanya sekali-selkali saja pakai drugs dan saya bisa berhenti kapan saja saya mau.” Itu adalah alasan yang paling sering kita gunakan untuk menyangkal penilaian orang terhadap diri kita. Tapi, benarkah demikian, benarkah anda bukan seorang pecandu ?

Seberapa sering anda mencoba mengendalikan penggunaan drugs anda, anda berpikir kali ini akan berbeda, kali ini anda tidak akan kecanduan karena anda hanya memulainya di malam minggu saja hanya untuk sekedar “fun”, untuk menghidupkan suasana, atau sesekali saja kalau anda sedang menghadiri pesta ulang tahun teman anda, hanya sekedar untuk menambah rasa percaya diri, atau mungkin sesekali saja kalau kepala anda sudah terlalu sesak menampung permasalahan yang ada, seberapa sering anda mencoba mengontrol penggunaan drugs anda ?

Dalam program hal inilah yang biasa kami sebut dengan “ketidak warasan” seorang pecandu, yaitu kita tetap melakukan hal yang sama berulang-ulang namun kali ini mengharapkan hasil yang berbeda. Seberapa sering anda melakukan hal itu mencoba mengendalikan penggunan drugs anda namun hasilnya hanya membawa anda kelobang yang sama, bahkan anda hanya terperosok semakin dalam.

Didalam program kami menemukan banyak orang-orang yang seperti kami, orang-orang yang juga menderita perasaan bersalah, kesepian dan putus asa seperti kami, akhirnya kami menemukan bahwa kami memiliki perasaan itu karena kami mamiliki suatu penyakit…yaitu ADIKSI

“Disini” dalam program, kami memutuskan untuk “mencoba” menghadapi dampak dari drugs dalam diri kami, dan untuk menghadapi itu hal pertama yang kami lakukan adalah mengenali bahwa kami mempunyai masalah. Jika anda ingin mengetahui apakah anda mempunyai masalah yang sama dengan kami , berikut ini ada beberapa pertanyaan yang bisa anda jawab. Dan bila anda menjawab pertanyaan ini dengan jujur maka anda akan mengetahui apakah anda mempunyai masalah yang sama dengan kami.

Bila anda menjawab “ya” untuk empat pertanyaan atau lebih maka anda mempunyai masalah yang sama dengan kami. Cobalah untuk diri anda sendiri dan anda tidak perlu malu untuk berani menghadapi kenyataan bahwa anda mempunyai “masalah”, karena itu adalah langkah pertama untuk pemulihan. Ingat, tidak ada seorang pun yang bisa meyakinkan anda bahwa anda mempunyai “masalah” dengan drugs !.

Betulkah Anda Tidak Mempunyai “Masalah” ?

1. Pernah memutuskan untuk berhanti pakai drugs selama sekitar seminggu namun hanya bisa bertahan dua hari ?
2. Anda berharap orang lain tidak ikut campur dan berhenti menegur soal kebiasaan anda pakaw ?
3. Pernah beralih dari satu obat ke obat lainnya ?
4. Apakah anda pernah memakai drugs begitu bangun di pagi hari, ditahun terakhir ini ?
5. Anda mempunyai perasaan iri pada orang yang bisa pakaw tanpa menimbulkan masalah ?
6. Pernah punya masalah yang berkaitan langsung dengan drugs di tahun terakhir ini ?
7. Apakah penggunaan drugs anda pernah menimbulkan masalah dirumah ?
8. Pernah berusaha memperoleh drugs dalam jumlah yang lebih pada sebuah “pesta”, karena anda tidak mendapatkan drugs dalam jumlah yang cukup ?
9. Merasa dapat berhenti sendiri, namun anda sering kali “gitting” diluar keinginan anda sendiri ?
10. Pernah kehilangan waktu kerja atau sekolah karena drugs ?
11. Sering “black out” ( black out adalah bila anda telah minum atau pakaw selama berjam-jam atau berhari-hari, dimana kita tidak ingat sama sekali) ?
12. Pernah merasa bahwa hidup anda akan lebih baik jika anda tidak menggunakan
drugs ?

Jika anda menjawab “ya” untuk empat atau lebih pertanyaan diatas, anda mungkin bermasalah dengan drugs. Mengapa kami mengatakan demikian ? karena ribuan orang di AA (alcoholics anonymous) dan NA (narcotics anonymous) mengatakan begitu sejak puluhan tahun yang lalu, kami menemui kenyataan tentang diri kami sendiri dengan cara yang sulit, namun itulah kenyataannya, dan sayangnya kami tidak lagi bisa membohongi diri kami sendiri terutama setelah kami melihat berbagai kenyataan yang ada dalam diri kami. Dan ternyata kenyataan ini adalah kenyataai yang sama seperti yang harus anda hadapi, jadi anda dapat melihat seberapa “jujur”kah anda dalam menilai diri anda !

Apakah Saya Seorang Pecandu ?

1. Apakah anda pernah menggunakan drugs sendirian ?
2. Pernah mencoba mengganti drugs pilihan anda ke drugs yang lain karena ingin mencoba berhenti ?
3. Pernahkah anda memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang anda inginkan ?
4. Pernah berbohong pada dokter untuk mendapatkan drugs ?
5. Apakah anda pernah mencuri untuk mendapatkan drugs ?
6. Apakah anda menggunakan drugs untuk memulai kehidupan dan untuk bisa tidur dengan nyenyak ?
7. Apakah anda menghindari orang-orang atau tempat yang dimana, disana tidak terdapat drugs ?
8. Apakah sekolah atau pekerjaan anda hancur ?
9. Pernah ditangkap polisi karena hal yang berkaitan dengan drugs ?
10. Pernah menggunakan drugs tanpa mengetahui terlebih dahulu apa efeknya pada diri anda ?
11. Pernah mencoba untuk berhenti menggunakan drugs atau mencoba mengontrolnya ?
12. Pernah berbohong tentang jumlah penggunaan drugs anda ?
13. Apakah anda pernah masauk ketempat-tempat rehabilitasai karena penggunaan drugs anda ?
14. Apakah penggunaan drugs anda mempengaruhi pola istirahat(tidur) dan makan anda ?
15. Saata anda menggunakan drugs rasanya tidak pernah cukup ?

Jadi bagaimana sekarang, apakah anda masih bisa menyangkal kenyataan-kenyataan diatas ?, karena jika anda menjawab “ya” pada satu saja pertanyaan diatas maka sudah pasti anda adalah seorang pecandu.
Dan kini pertanyaannya menjadi, apa yang akan anda perbuat dengan hidup anda ?

Karakteristik Masyarakat Surabaya

Masyarakat asli Surabaya adalah manusia yang aneh. Ketika kita berjalan – berjalan dikota lain, penduduk setempat kota tersebut dengan cepat mengindentifikasi identitas kita bahwa kita berasal dari Surabaya. Hal ini diketahui dari struktrur bahasa yang kita ucapkan. Dialek Suroboyoan yang khas ini teridentifikasi dari gaya bahasa yang diucapkan dengan keras, kasar, ceplas - ceplos atau apa adanya. Dan memang itu benar, inilah yang menjadi salah satu karakteristik masyarakat Surabaya.
Karakteristik masyarakat Surabaya terkenal dengan sifatnya yang keras, kosmopolitan, berfikir bebas dan tidak mau dijajah, cepat mempertahankan diri, setia kawan, gotong royong, berani dan pantang menyerah. Waktu penjajahan jaman belanda arek – arek Surabaya lebih senang bekerja dibengkel atau menjadi tukang tambal ban dari pada kerja dikantor hanya untuk menjadi jongos kompeni.”ujar cak kadar ketua yayasan Putra Surabaya. Selain itu dapat kita ketahui dari pengambilan nama “Surabaya” dan hari jadi kota Surabaya yang diperingati setiap tanggal “31 Mei”.
Surabaya berasal dari kata Suro dan Boyo artinya ikan paus dan buaya tapi yang lebih menggambarkan karakteristik masyarakat Surabaya yaitu Suro Ing Bhaya yang mempunyai makna keberanian menghadapi bahaya. Nama Surabaya sebelumnya yaitu Ujung galuh tapi nama Surabaya mulai terdengar pada abad 14 Masehi melalui serat Negarakertagama dan Piagam Tambangan (1358 M) yang banyak bercerita tentang kota ini.
Hari jadi kota Surabaya sebelunya diperingati pada tanggal 1 April sampai dengan tahun 1973 tapi setelah itu terjadi peninjauan ulang tentang tanggal tersebut dan akhirnya ditetapkan pada tanggal 31 Mei. Hal ini karena pada tanggal 31 Mei 1293 M, Raden Wijaya beerhasil menaklukkan pasukan mongol di Ujung Galuh. Bagi rakyat Ujung galuh merupakan hari pembebasan dari cengkraman tentara asing (Tartar) yang dalam perkembangannya membawa pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan sejarah selanjutnya. Dan pada waktu itu juga sebenarnya telah bersemi jiwa merdeka dan tak mau dijajah dalam diri rakyat ujung galuh.
Menurut William H. Frederick dalam bukunya yang berjudul Pandangan dan Gejolak “Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia (Surabaya 1926-1946)” karakteristrik keras dan kasar masyarakat Surabaya tidak terlepas dari Surabaya sendiri yang merupakan sebuah daerah persimpangan dan persinggahan yang terbentuk dari berbagai macam etnis. Mereka harus menjadi etnis yang keras dan kasar sebagai manusia pendatang karena untuk dapat bertahan hidup dari kondisi geografis yang sulit ditebak dan kadang kala ada serbuan dari kerajaan yang ada di wilayah pedalaman. Apalagi di Surabaya tingkat kompetisi hidup tinggi dan di masyarakat level bawah sering terjadi pertarungan fisik. Jadi para urbanis yang lolos seleksi alam tersebut kemudian muncul menjadi masyarakat Surabaya yang pilihan atau manusia nekat. Dan dalam kondisi kejiwaan seperti inilah yang juga membentuk karakteristik masyarakat Surabaya yang keras dan kasar.
Karakteristik tersebut selalu identik dengan masyarakat Surabaya level bawah. Apakah memang benar yang dimaksud masyarakat asli Surabaya hanya masyarakat yang berasal dari level bawah strata masyarakat yang ada di Surabaya ?. Pada tahun 1835, Belanda mengubah struktur letak kota Surabaya yaitu dengan melakukan pendataan ulang penduduk Surabaya yang cukup padat pada waktu itu. Semua orang Jawa, Madura, Bugis dan orang Indonesia lainnya yang telah menjadi bagian dari arek – arek Surabaya dipaksa pindah jika tempat tinggal mereka masuk dalam target pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah belanda. Belanda menginginkan pembangunan kota bergaya eropa seperti adanya jembatan – jembatan, kanal – kanal, jalan beraspal maupun bangunan bertembok. Jadi dengan pembangunan ini ciri khas kota yang menggambarkan identitas kota – kota di wilayah Asia Tenggara telah hilang.
Sementara tempat – tempat tersebut yang berada dipusat kota dicadangkan bagi keberadaan orang – orang Eropa, Cina maupun sebagian kecil orang kristen Indonesia. Sedang penduduk Surabaya yang tergusur tersebut bergeser ke wilayah yang berada di belakang kawasan – kawasan elite di Surabaya. Daerah tersebut sempit seperti lorong – lorong tikus diantara gedung – gedung megah. Walau demikian mereka tetap membangun kembali kawasan tersebut dengan disesuaikan oleh arus pendatang baru.
Di daerah tersebut, masyarakat Surabaya tetap melakukan aktivitasnya dan kebencian terhadap penjajah belanda semakin besar. Mereka mengeklusifkan diri dari pemerintahan belanda dan sekali – kali melakukan perlawanan. Pemerintah sulit sekali menyentuh daerah tersebut baik itu untuk pendataan ataupun mengetahui kegiatannya. Dan disinilah tempat yang sering disebut dengan kampung itu mulai dibangun karakteristik yang khas dari masyarakat Surabaya.

mengenal pecandu narkoba

Junkie di dunia barat dapat juga diartikan dengan sampah masyarakat. Kenapa harus disebut dengan sampah masyarakat?. Junkie sebenarnya tidak ada bedanya dengan orang normal namun pecandu atau addict atau junkie adalah seseorang yang terdapat permasalahan dengan sesuatu barang atau ketergantungan. Ketergantungan tersebut biasanya dalam dirinya (fisik, mental, emosional ataupun spiritual) dipengaruhi dengan obat-obatan (identiknya) walaupun ada yang addict dengan sex, minuman keras, cokelat, judi, game. Dalam diri pecandu, obat-obatan yang dikonsumsinya sudah menjadi sebagai kebutuhan. Dalam pikiran pecandu yang selalu dipikirkan adalah bagaimana mendapatkan drugs untuk menghilangkan rasa sakit akibat gejala putus obat (sakaw). Tindakan yang dilakukan dan efek penggunaan drugs dapat mengganggu orang lain. Coba kita lihat sekarang harga sabu 1poket pahe (paket hemat) untuk 2x pemkaian adalah 150 ribu. Seorang pecandu/addict dalam sehari bisa sampai 4x pemakaian, berarrti dalam sebulan menghabiskan dana 9 juta. Disini pasti ada masalah dengan uang karena rata-rata usia pecandu adalah 15-35 tahun, walaupun dalam usia produktif namun belum matang dalam menghasilkan uang.
Drugs menciptakan pikiran dipenuhi dengan khayalan-khayalan yang dia pikir akan terwujud dengan tidak mengerjakan apa-apa untuk mencapai yang dia inginkan. Drugs juga menjadikan cara berpikir seseorang menjadi instan, tidak peduli dengan orang sekitarnya karena yang penting dia bisa make’. Pecandu selalu menginginkan apa yang diinginkan dan selalu harus di penuhi jika tidak dia akan marah. Tidak ada istilah sembuh dalam seorang pecandu namun yang ada adalah pulih.
Untuk menjadi pecandu ada beberapa tingkatan dan tingkatan pertama yitu user atau pemakai / pengguna. Ketika pertama kali make’ drugs, seseorang udah disebut User. Penggunaan user hanya untuk senang-senang dan ketika tidak make’ drugs juga tidak ada masalah. Tahap yang kedua yaitu Abuser / penyalaguna , seperti contoh disini awalnya ia hanya merokok 1 batang dalam sehari dan sekarang dalam tahap abuser bisa 1 – 2 bungkus dalam sehari, disini ia sudah ketergantungan akan tetapi masih fun dalam penggunaannya dan belum ada masalah yang nampak dengan dirinya tahap puncak yaitu Addict / ketergantungan, ditandai dengan pemakaian bermasalah, menggunakan sangat rutin hingga setiap hari. Segala aspek kehidupan rusak. Seolah mereka hidup untuk pakaw dan pakaw untuk hidup. tahap ini sudah ada masalah mulai badan kurus dan tidak ada uang sehingga ia mulai melakukan kriminalitas
Untuk mengetahui dalam kondisi addict dan mengetahui permasalahan yang diakibatkan drugs yaitu dengan beberapa cara, pertama dengan cut down, mengetahui jumlah. Disini si pecandu sudah merasakan dirinya perlu mengurangi atau mengontrol pemakaian narkoba. Mulai merasakan bahwa masalahnya ada kaitannya dengan drugs yang dipakainya. Cara kedua yaitu annoyed atau jengkel. Pecandu akan merasa jengkel kalau pemakaian drugsnya disinggung oleh orang lain. Cara ketiga dengan Guilt feeling atau bersalah, pecandu merasa bersalah mengenai pemakaian narkoba, dan disini rasa senang mulai berkurang. Dan yang terakhir yaitu Eye opener atau buka mata karena pecandu menjadikan drugs sebagai pilihan utamanya di pagi hari setelah bangun tidur.
Intinya yaitu semua ketergantungan itu tidak baik dan drugs itu diciptakan untuk dunia medis makanya harus digunakan sesuai petunjuk dokter. Untuk pecandu yang ingin berhenti harus ada niat dulu dalam diri pecandu yang didukung lingkungan sekitar, baru itu menentukan beberapa program untuk pemulihan si pecandu seperti program cold turkey ataupun metode detok.

SEJARAH penggunaan candu baik sebagai obat maupun zat yang dapat menimbulkan kenyamanan telah dimulai sejak 3400 sebelum masehi (SM). Candu berasal dari tanaman opium yang memiliki nama Latin Papaver somniferum (atau biasa disebut tanaman poppy). Pemberian nama tanaman ini dilakukan Bapak Botani Carolus Linnaeus pada 1753. Tanaman ini diklasifikan dalam kategori tertentu yang memiliki arti perangsang tidur. Penanaman opium pertama kali dilakukan di lembah Mesopotamia. Oleh suku-suku waktu itu digunakan sebagai alat untuk ritual / persembahan/ persekutuan dengan dunia lain.
Dari lembah inilah terentang sejarah panjang candu, yang kemudian menyebar ke Mesir, (perkembangan selanjutnya daerah Arab atau dataran rendah tropica menjadi ladang opium terbesar didunia, Afganistan-Pakistan ) melintasi laut Mediterania menuju Yunani dan Eropa. Tahun 330 (SM) Raja Alexander Agung memperkenalkan opium pada masyarakat India dan Persia.
Pada 440 M, orang di China mulai mengenal opium melalui pedagang dari Arab. Dan di Eropa pada abad ke-14, opium sempat dianggap tabu, sehingga menghilang selama kurang lebih 200 tahun. Namun 1527, opium kembali diperkenalkan di Eropa, khususnya dalam bidang kedokteran, dan digunakan sebagai obat antinyeri.
Dalam perkembangan, opium menghasilkan varian baru yaitu morfin. Morfin berasal dari getah candu, dan pertama kali ditemukan seorang ahli farmasi Jerman yang bernama Friederich Wilhem Adam Serturner. Pada 1804,CR Alder Wright, seorang ahli kimia dari Inggris yang bekerja di pusat kajian rumah sakit St Marry, London. Menemukan sintesa dari opium yaitu Heroin. Pada 1889, sebuah pabrik farmasi di Jerman secara resmi memasarkan heroin sebagai obat untuk menanggulangi kecanduan morfin dan juga sebagai obat batuk. Peredaran obat ini dihentikan pada 1910, setelah diketahui adanya efek yang merugikan penggunanya (menimbulkan kecanduan).
Heroin sempat diizinkan beredar di Amerika Serikat pada 1914, namun kongres kemudian melarangnya pada 1924.
Metadon pertama kali dibuat di Jerman, pada 1939. Setelah melalui penelitian dan riset dari berbagai macam obat penghilang rasa nyeri, dua ahli farmasi di perusahaan Hoechst, yaitu Bockm¸hl dan Ehrhart menemukan obat ini. Pada mulanya obat ini diberi nama Dolophine. Banyak yang menduga nama ini berasal dari nama depan Adolf Hitler, penguasa Jerman saat itu. Setelah Perang Dunia ke-2, seluruh industri Jerman, termasuk industri farmasi, dikuasai pihak sekutu dan seluruh nama paten dibatalkan. Data-data dan berkas penelitian dibawa ke Amerika termasuk data dan berkas tentang Dolophine. Tahun 1947 obat ini dipatenkan Counsil on Pharmacy and Chemistry of the American Medical Association, dengan nama generik Methadone.
Obat ini kemudian mulai diproduksi pabrik-pabrik farmasi di Amerika maupun di negara-negara lain dengan berbagai merek dagang, misalnya, Adanon, Biodone, Dolamid, Dolophine, Eptadone, Metasedin, Methadone, dan banyak merek dagang lainnya. Metadon dipakai sebagai obat penghilang rasa nyeri dan diyakini dapat digunakan untuk terapi detoksifikasi dan terapi rumatan bagi pecandu heroin.

Opium Dan kekuasaan
Opium menjadi komoditi didunia setelah rempah-rempah, bahan yang digunakan sebagai sebagai penghilang rasa nyeri dan penenang ini kemudian bergeser menjadi barang yang dilarang karena efeknya sehingga perdagangannya hanya dikendalikan oleh oknum-oknum tertentu. Efek yang istimewa akhirnya dimanfaat oleh banyak pihak untuk kepentingan terutama yang menyangkut masalah kekuasaan.
Di Cina, candu digunakan oleh inggris untuk mengendalikan kekaisaran. Candu ada di cina sejak abad ke-13 sebagai bahan untuk kebutuhan obat-obatan. Pada waktu itu candu disebut fu-shau-kao yang berarti obat kebahagiaan dan panjang umur. Setelah East India Company Inggris didirikan dan masuk ke wilayah Cina pada abad ke-17, candu membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat Cina. Pemakai candu sudah merasuk disegala lapisan masyarakat baik mulai pegawai sipil, tentara maupun rakyat jelata. Hal ini juga dipengaruhi dengan merajalelanya korupsi, kekacauan-kekacauan kecil sehingga peraturan yang dibuat pemerintah tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Tahun 1831 seorang menteri menteri mengusulkan kepada kaisar Tao Quang untuk memperkeras hukuman bagi penghisap candu. Dari hukumann dengan 100 pukulan cambuk dan tiga tahun penjara dirubah menjadi hukuman mati tetapi sebelumnya dikasih tempo 1 tahun bagi pemakai candu untuk bisa memperbaiki dirinya. Kaisar juga meminta pedagang-pedagang asing untuk menyerahkan semua candu yang ia miliki. Jika menolak factory/company asing akan ditutup dan tidak memperbolehkan kuli-kuli Cina untuk masuk kerja. Dampak lebih jauh akan memutuskan pengiriman makanan bagi pedagang-pedagang asing. Akhirnya pedagang Inggris mengalah dan menyerahkan candu yang ada pada mereka. Hasilnya cukup menakjubkan 29.291 peti dengan isi 2 juta batang candu yang harganya ditaksir 9 juta dollar.
Namun dibalik itu inggris tetap mengirim Candu yang dibawa dari India melalui jalur laut. Kapal-kapal Inggris berlabuh agak jauh dari pesisir pada malam hari dengan menyewa kuli-kuli angkut atau pedagang candu untuk mengangkut sendiri candu dengan menggunakan perahu-perahu kecil untuk dibawa kedaratan. Dan akhirnya pada 1840 terjadi peperangan yang mengakibatkan pada 29 Agustus 1842 diadakan persetujuan Nanking yang menetapkan sbb:
1. Pulau Hongkong diserahkan pada Inggris.
2. Lima buah pelabuhan __ Canton, Amoy, Foochow, Ningpo dan Shanghai__ dibuka untuk orang asing berdiam dan berniaga.
3. Kemerdekaan Inggris mengangkat Konsul ditiap-tiap kota pelabuhan diakui.
4. Pembesar-pembesar Inggris dan Cina yang berjabatan sama boleh berhubungan satu sama lain atas dasar sama rata.
5. Pengganti kerugian pada inggris sebesar 6 juta dollar.
6. penghapusan sistem Co Hong.
7. pengadaan bea yang pantas dan tetap.

Opium di Nusantara
Perdagangan opium dinusantara dimulai ketika bangsa eropa melakukan menjelajahan untuk perdagangan, penguasaan lahan dan penyebaran ideology. Awal masuk nusantara dibawa oleh para pedagang dari India dan petani-petani local (sumatera dan jawa) menanamnya dan bebas dijual ke siapapun. Kondisi ini dimanfaat oleh VOC untuk merusak moral masyarakat dan ini terlihat pada surat commissarial tanggal 3 juni 1899 dengan nomer 8905 bahwa sejumlah besar penduduk Bwoll Menado adalah pecandu.
Kondisi kecanduan penduduk mempengaruhi kinerja para pegawai sehingga belanda mengeluarkan aturan untuk memonopoli perdagangan candu. Bagi yang membeli candu untuk konsumsi sendiri harus mempunyai penghasil tetap dan yang dilayani hanya orang yang sudah ketergantungan yang sebelumnya mengambil license kepemilikan candu di kantor kabupaten. Warung yang jualan candu dilarang buka terbuka dan hanya sampai jam 05.00-23.00 tanpa ada pesta candu didalamnya. Bagi warung yang melanggarnya akan didenda 100 rupiah dan penduduk yang menyalahgunakan didenda sampai 10.000 rupiah tergantung kasusnya.(sumber arsip semarang no. 3112)
Pada masa perang perekonomian, fungsi opium sangat menunjang perekonomian perang, terutama untuk keperluan perlengkapan perang. Disisi lain dengan menghisap candu membuat para tentara menjadi bersemangat dan berani untuk terjun ke medan perang. Ada surat rahasia M. Hatta (wakil presiden), Margono Joyohadikusumo (Direktur BNI) dan Kolonel Mustopo (Komandan Kesatuan Reserve Umum) tentang penyelundupan candu untuk kepentingan pertahanan bagi kesatuan Divisi Siliwangi. (Jogja Dokument no. 64)

Jancok sebagai identitas Arek Surabaya “Dikotomi antara moralitas dan tradisi”

Pendahuluan
Surabaya adalah kelompok sosial yang bersifat heterogen. Keberagaman ras, etnis, maupun perbedaan pekerjaan menjadikan di kota ini berkembang sebagai metropolitan. Modernitas ini memupuk keberagaman secara kolektif dan kontinyu sehingga memiliki ciri khas (Dr. Achmad Habib,MA:2004).
Kesamaan dalam bentuk perilaku sehari-hari, konsep pemikiran, perspektif terhadap kehidupan, menjadikan masyarakat surabaya muncul loyalitas dan kebanggaan tersendiri. Banyak istilah yang mencerminkan kebanggaan arek surabaya seperti Bonek ataupun umpatan seperti jancok yang dibahas dalam artikel ini.
Jancuk dalam media komunikasi sebagai kosakata, atau lebih tepat jika dikatakan sebagai kata sapaan. Terlepas dari persoalan maknanya, jancuk dapat dipandang sebagai produk budaya dalam bentuk tradisi lisan. Dalam perkembangannya dapat berimplikasi, baik secara langsung, maupun tidak langsung terhadap masyarakat (Teeuw, 1984:65).
“He jancok, yo ‘opo kabare?, sik urip tak awakmu? itulah potongan kalimat sapaan yang juga terdengar di tempat lain misalnya di Jakarta ketika bertemu dengan teman-teman asal surabaya yang kemudian tentunya dilanjutkan dengan bahasa Suroboyoan, menurut budayawan Sabrod D. Marioboro. Sapaan seperti itu lanjutnya tidak akan dianggap sebagai sebuah kata yang kotor melainkan sebuah sapaan keakraban yang memang sangat dipahami dan dekat dengan karakteristik warga Surabaya.
Jancok sebagai pisuhan/umpatan berperan sebagai sarana pemerkuat solidaritas antar masyarakat Surabaya. Jancuk juga merupakan simbol yang mengacu pada karakteristik watak Arek Surabaya yang keras, penuh perlawanan, spontanitas dan egaliter. Namun pada kenyataanya asumsi negatif tetap ‘dibebankan’ pada jancuk yang mempengaruhi perkembangan moralitas arek Surabaya. Persoalan ini lebih bisa dipahami jika diketahui terlebih dahulu, pisuhan, terutama jancuk sendiri jika dipandang dari aspek historis.
Jancok Dalam Sudut Pandang Historis
Jancok dalam kepastian sejarah masih simpang siur. Namun banyak pemerhati sejarah yang menyepakati bahwa pisuhan ini mulai gaul pada jaman post kolonial. menurut Edi Samson, tim 11 Cagar Budaya Surabaya, jancuk berasal dari bahasa Belanda, yakni yantye ook, yang berarti ‘kamu juga’. Kendati demikian, tidak ada sumber tertulis yang membenarkan bahwa pernyataan Edi Samson tersebut adalah sebagai asal-usul dari jancuk sendiri
Kata tersebut seringkali diucapkan dan menjadi kata gaul oleh anak-anak Indo-Belanda sekitar tahun 1930an. Pergeseran pengucapan menjadi jancok itu dilakukan oleh arek surabaya. Hal ini terjadi karena di surabaya terdapat perbedaan kelas yang sangat menonjol antara anak-anak Indo-Belanda dengan anak-anak pribumi. Kata-kata yang sering diucapkan oleh anak-anak Indo-Belanda, salah satunya adalah yantye ook tersebut sering kali dipelesetkan sebagai bahan olokan oleh anak-anak pribumi.
Kata yantye ook sendiri oleh anak-anak pribumi dipelesetkan menjadi yanty-ok, yang secara lisan terdengar [yantcook]. Dalam perkembangannya menjadi kata tersebut menjadi jancuk dan disini mulai muncul pengistilahan yang berbeda-beda dari kata tersebut. Jancok sering dikaitkan dengan dengan seksualitas seperti “jaluk diencok” yaitu minta disetubuhi.
Namun Arek Pelemahan menganggap jancuk sejatinya berasal dari wilayah mereka. jika dilihat dari aspek oral history, anggapan tersebut dapat diterima, mengingat Pelemahan merupakan salah satu kampung tertua di Surabaya. Warga Pelemahan menganggap bahwa jancuk secara etimologi merupakan akronim dari Marijan dan Ngencok. Secara historis mereka menganggap bahwa Marijan, sebagai warga Pelemahan yang gemar berhubungan seksual secara bebas tanpa ikatan pernikahan—dalam bahasa Surabaya disebut ngencok.
Asumsi lain yang mendasarkan jancuk secara etimologis adalah anggapan bahwa jancuk merupakan akronim dari jaran (terj. kuda) dan ngencok. Asumsi inilah yang lebih banyak disepakati oleh masyarakat Surabaya, artinya secara mayoritas, kebanyakan, masyarakat Surabaya menganggap demikian.
Dalam perkembangan yang begitu cepat, kata jancok menjadi populer. jancok menjadi simbol aksen/pengucapan dalam setiap aktifitas Arek Surabaya. Dalam perang kemerdekaan, kata jancok menjadi kata pengobar semanga pejuang selain kata allahu akbar. Coba perhatikan film perjuangan, Surabaya 10 November 1945, jancok dijadikan sebuah ungkapan untuk menumpahkan rasa kesal, kecewa ataupun motifator.


Aroma Seksualitas Dalam Moralitas Bertutur
Dari berbagai asumsi tersebut, dapat ditarik beberapa kesamaan yang dapat memunculkan sebuah identifikasi terhadap jancuk sendiri. Pertama, jancuk merupakan ungkapan atau kata sapaan yang bersifat olok-olok, artinya jancuk digunakan sebagai bahasa untuk mengejek, mengolok-olok. Kedua, munculnya ‘aroma’ seksualitas yang kental dalam jancuk.
Jancuk yang kental unsur seksualitasnya seperti akronim dari jaran dan ngencok. Dapat diuraikan disini bahwa munculnya kata jaran merupakan simbol laki-laki, simbol keperkasaan. Disamping itu, kuda merupakan simbol sikap liar dan tidak terkendali. Menurut estimologi dari asumsi jaran dan ngencok tersebut, dapat ditarik sebuah pengertian eksplisit jaran (kuda) yang sedang bersetubuh. Akan tetapi, menurut Srihono, redaktur majalah Penyebar Semangat, mengatakan bahwa jancuk itu berarti menuk’e jaran sing diencokno, atau bisa diartikan sebagai proses mengawinkan kuda.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat ditarik sebuah pemaknaan tentang ‘kuda yang dikawinkan (oleh manusia)’. Hal ini terjadi karena memang secara alamiah, kuda tidak dapat melakukan persetebuhan dengan betinanya dikarenakan kelamin kuda yang terlalu besar. Sifat kuda yang seperti inilah yang kemudian dapat dikorelasikan dengan karakteristik Arek Surabaya. Tak dapat dipungkiri pada tahun 1930an-1940an, arek surabaya dikenal sebagai masyarakat yang berwatak keras, dan egaliter—sifat ini yang diturunkan dan menjadi karateristik masyarakat Surabaya hingga kini.
Jancuk digunakan masyarakat Surabaya dalam proses interaksi sosial mereka. Arek Surabaya menggunakan jancuk ini sebagai pelengkap berbahasa sehari-hari. Pada awalnya, tidak ada yang memaknai jancuk ini sebagai kata yang berkonotasi negatif, sebab seperti yang diungkapkan diatas, bahwa pada hakikatnya jancuk hanyalah merupakan ungkapan yang menandakan suasana keakraban internal kelompok masyarakat Suarabaya sendiri.
Pada dasarnya jancuk merupakan penanda masyarakat Surabaya yang berwatak keras, bahkan terkesan ‘kasar’. Pernyataan tersebut tidaklah salah, sebab memang secara harfiah, jancuk merupakan akronim dari kosakata yang ‘ditabukan’, namun disisi lain masyarakat Surabaya dikenal sebagai masyarakat yang dalam proses interaksi sosial menganut sistem masyarakat yang bersifat egaliter. Sistem masyarakat yang bersifat egaliter adalah sebuah perilaku sosial dalam sebuah proses interaksi sosial yang tidak membeda-bedakan manusia, terutama dalam ruang lingkup kelompok sosialnya sendiri, dalam hal status dan derajat sosialnya (Kellner, 2003: 215)
Hal tersebut sepertinya menguatkan kepercayaan bahwa kata jancok sudah merupakan identitas arek Suroboyo, sekaligus kata salam atau sapaan yang menjadi suatu ungkapan yang mengandung arti kedekatan emosi sesuai dengan karakter arek Soroboyo. Namun demikian baik Sabrod. D Marioboro maupun Edi T. Samson mengatakan dalam penggunaannya harus tetap memperhatikan esensi, situasi, tempat dan kepada siapa kata itu diungkapkan dan ditujukan. Jangan sampai hanya kerena ‘jancok’ terjadi pertumpahan darah yang menumbangkan persatuan yang selama ini dibina.